Minggu, 24 Oktober 2010

Melihat sejarah Bonekmania dan Aremania



supporter – Dalam beberapa dekade terakhir, sudah menjadi keputusan yang lumrah dikeluarkan petugas keamanan dalam hal ini polisi untuk memblokade gelombang suporter sepakbola saat terjadi pertandingan super big match di Indonesia, khususnya suporter tim tamu.

Rabu, 20 Oktober 2010

Kata Maaf Seorang Wasit



KATA maaf yang tulus dari seorang wasit,memang tak akan bisa mengubah hasil sebuah pertandingan. Dalam sebuah kompetisi, apalagi berlabel laga resmi, mengubah sebuah hasil pertandingan jelas akan membuka peluang timbulnya berbagai intervensi dari luar dan meruntuhkan otoritas penyelenggara.

Ujung-ujungnya, kredibilitas sebuah kompetisi bakal diragukan. Apalagi, dalam dunia olahraga tak dikenal wilayah abu-abu seperti dalam ranah politik. Menang ya menang,kalah ya kalah,imbang ya imbang.Apa yang terjadi di dalam arena tak bisa diganggu gugat. Semua pihak harus menerima, semanis atau sepahit apa pun hasilnya. Itulah sportivitas.
<!--more-->
Nilai tertinggi yang harus dijunjung tinggi dalam olahraga. Memang, harus diakui juga, hilangnya sikap sportivitas kerap dipicu perilaku yang tak fair-playdi dalam arena. Namun, menggugat hasil sebuah laga juga tak bisa dikatakan lebih baik dibandingkan hilangnya sikap fair-playsaat pertandingan. Pastinya soal ini semua pihak, baik pelaku maupun pencinta olahraga,sudah memahami secara gamblang.

Maka, ketika seorang Jimmy Napitupulu, sosok pengadil saat laga Sriwijaya FC (SFC) versus PSM Makassar mengucapkan kata maaf seusai pertandingan, jelas menjadi peristiwa menarik dari Stadion Jakabaring, Palembang, Minggu (17/10). Boleh jadi momen itu lebih menarik daripada siaran langsung duel Laskar Wong Kito melawan Juku Eja yang berakhir 2- 1 untuk kemenangan tuan rumah.

Meskipun tak disampaikan secara terbuka kepada media massa dan tak terekam oleh kamera televisi, sikap Jimmy yang mendatangi Pelatih PSM Robert Rene Alberts dan Asisten Pelatih PSM Lestiadi untuk menyampaikan maaf merupakan kejadian langka. Apalagi kata maaf yang disampaikan wasit asal Jakarta ini terkait keputusannya memberikan hukuman penalti kepada PSM.

Hal itu baru terungkap ketika Alberts mengikuti konferensi pers setelah pertandingan. Peristiwa ini semakin menarik karena pelatih asal Belanda ini mengaku tak pernah mau membicarakan soal kepemimpinan wasit selama pertandingan.Pernyataan ini jelas sekali menunjukkan bahwa pelatih jebolan sekolah sepak bola Ajax Academy ini tak tebersit niat untuk sekadar mengkritik, apalagi menggugat kepemimpinan wasit.

Padahal, keputusan hukuman penalti itu merugikan PSM dan layak diperdebatkan. Karena dalam siaran ulang di layar kaca terlihat jelas benturan bahu antara bek PSM Fadli Hariri dan gelandang SFC Mahyadi Panggabean pada menit ke-16 terjadi sekitar satu meter di luar kotak penalti. Alberts hanya berujar bahwa kesalahan yang dilakukan wasit merupakan hal yang wajar.

Bagi dia,menjadi tidak wajar jika wasit mencoba memberikan kemenangan bagi sebuah tim. “Kami takut terjadi inkonsistensi seorang wasit. Apalagi, saat dia memutuskan penalti atau tidak,”ucapnya. Sikap pelatih PSM ini tak sekadar menunjukkan kelapangan dada menerima sebuah kenyataan pahit, tapi sekaligus mencerminkan keluasan pandangannya tentang dunia olahraga yang bukan hanya mementingkan soal hasil.

Dia memahami bahwa olahraga juga memberikan ruang bagi sisisisi humanis—di luar sikap mengakui keunggulan lawan saat kalah dan rendah hati saat menang—salah satunya adalah tulus menerima maaf atas kesalahan yang terjadi. Acungan jempol pun layak diberikan kepada Jimmy.

Meskipun diberi otoritas penuh sebagai pengadil di dalam lapangan,dia tetap berani secara jujur mengakui bahwa keputusan yang dibuatnya bisa alpa. Bahkan, secara jantan dan cara yang elegan dia mengulurkan kata maaf, sebelum banyak pihak menafsirkan (entah mendukung atau mengkritik) kepemimpinannya. Kontroversi pun tak sampai menggelinding liar.

Ini merupakan pelajaran bisa dijadikan contoh semua pihak.Apa pun yang terjadi saat pertandingan, semua pihak saling menghormati dan terbawa ke luar stadion. Soal performa wasit, biarlah otoritas di PSSI (PT Badan Liga Indonesia/ BLI) yang mengevaluasi dan memberikan ganjaran. Kita awasi saja bagaimana konsistensi dan ketegasan mereka dalam menegakkan peraturan. Toh, di tangan mereka kredibilitas kompetisi sepak bola tertinggi di Tanah Air dipertaruhkan. Semoga kompetisi ini tetap dalam koridor fair-play dan enak ditonton.(*)

WASIS WIBOWO
Wartawan Seputar Indonesia

Selasa, 19 Oktober 2010

Hilangkan Rasisme di dalam Stadion?


racism
Akhir-akhir ini sering banyak kita dengar wacana-wacana dari Suporter dunia maya (SDM) untuk menolak nyanyian dan segala bentuk rasisme di dalam stadion. Mereka melakukan pembenaran dengan suatu dogma supporter indonesia damai. Dalil-dalil mereka agar sepak bola tanah air bisa maju dan supporter bisa berkreativitas tinggi. Mereka Mencoba menjadi pahlawan supporter yang ingin menerangkan dunia kita segamblang dan sehangat tai ayam kepada dunia luar. Tapi sudah kodratnya yang berkarakter adalah sang pemenang, yang nyata yang megang kendali.

Senin, 18 Oktober 2010

Merah Putih Berkibar di Stadion San Siro



indojuaramilan.jpg Sebuah penampilan mengesankan dibuat oleh bibit-bibit pesepakbola muda Indonesia yang tergabung dalam The All Star Team Milan Junior Camp. Mereka berhasil mengukir sejarah dengan memenangi Milan Junior Camp Day Tournament, yang berlangsung di home of AC Milan, Italia. Atas prestasi yang dicapai para pemain muda penuh talenta itu, bendera Merah Putih berkibar di Stadion San Siro, Milan. Mereka berhasil membuktikan, bahwa dengan kerja keras, mimpi bisa diwujudkan menjadi kenyataan.

Sabtu, 16 Oktober 2010

Lima Pemain Akan Dinaturalisasi BTN

BTN sudah mengantongi lima pemain asal Belanda untuk dinaturalisasi...


Perburuan Badan Tim Nasional (BTN) mencari pemain keturunan Indonesia di Belanda sudah mendapatkan hasil. Sebanyak lima pemain asing yang mempunyai darah keturunan Indonesia yang mempunyai peluang menjadi warga negara Indonesia disiapkan untuk segera dinaturalisasi.

Kamis, 14 Oktober 2010

Tetap Undang Tim Papan Atas Bagi Timnas


timnasvsuruguuayy.jpg Badan Tim Nasional (BTN) PSSI belum merasa puas dengan hanya mendatangkan Uruguay dan Maladewa. BTN sudah memiliki daftar sejumlah tim papan atas dunia atau tim dari kategori medioker yang siap untuk dinegosiaikan kehadirannya ke Indonesia.

Rabu, 13 Oktober 2010

Indonesia Berhasil Kalahkan Maladewa 3-0

 

okto-yongky.jpg Tiga gol tercipta dalam laga uji coba internasional antara Indonesia vs Maladewa di Stadion Siliwangi, Bandung, Selasa (12/10). Menariknya, semua gol tersebut diciptakan oleh para pemain muda yang baru dua kali memiliki caps bersama timnas senior, yakni Oktavianus Maniani, Yongky Aribowo dan Tony Sucipto.

Sabtu, 09 Oktober 2010

Luis Suarez Ingatkan Bek Timnas Indonesia Agar lebih Konsentrasi

suaresss.jpg Pelatih Uruguay Oscara Tabarez senang dengan performa yang diperlihatkan anak asuhnya saat mengalahkan Indonesia 7-1 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (8/10). Meski kualitas lawan memang jauh di bawah, Tabarez menilai kemenangan ini cukup bagus sebagai acuan untuk laga Le Celeste berikutnya.